Halaman

Powered By Blogger

Kamis, 26 Juni 2014

Cinta 3 Lakon


I
Dalam bisik semilir angin
Kudengar ia membawakan nama Tuhan
yang tak putus ia nyanyikan dalam senandung zikir
: laa ilaaha ilallaah
  laa ilaaha ilallaah
  laa ilaaha ilallaah
  Allahu Akbar!!!

Lalu kusaksikan rumput-rumput menari
Mengikuti syahdunya tahlil angin
Ia mengerti tentang syukur
dan sujudnya semakin dalam
pada setiap zikir alam

Kini, kudengarkan riuh ombak berkejaran
Menyahuti tahlil angin yang lalu di atasnya
Membelai setiap gelombang
yang tak pernah acuh pada setiap titah tuhannya

II
Bersama hujan yang menyeruak bau tanah
dan malam
telah Ia bubuhkan sayap pada rayap
yang menetap di kayu-kayu tua dan lapuk
Kemudian sayap itu merengkuh udara
Naik turun bermain bersama cahaya
Lalu ia berzikir dalam setiap kepak yang menari
: Laa haula walaa quwwata illa billaah
  'Tiada daya dan tiada upaya kecuali dengan Allah’

Zikirnya zikir semalam
: yang terbang bersama kerinduan sejuta cahaya
  dan berkecipak dalam kenikmatan pertemuan
  dia dan Rabb-nya

III
Seperti bulan yang selalu memantaskan diri untuk malam
dan embun yang selalu setia menjamu pagi
Aku ingin terus mandi dan hanyut
Mengalir bersama kasih Allah
Sampai bertemu muara
yang tak putus membentang keabadian
Agar dapat kusinggahi muara cinta
yang berserakan mutiara dan marjan di dalamnya

Seperti seroja yang membentangkan kesucian
pada air yang menghujaninya
Aku ingin terus berlayar
Mengarungi samudra ridho Rabb-ku
Membersamai perjalanan panjang para syahid
dan mengiringi peluh-peluh yang menganak-anak
para ibu
yang telah Allah janjikan mereka tetap hidup di sisi-Nya

Aku ingin terus tenggelam
dalam palung keanggunan ketika mengingat Rabb-ku
seperti Abu Nawas yang tenggelam dalam syairnya
: Oh Tuhanku, aku tidak layak untuk surga-Mu
  Tetapi aku tidak pula sanggup menahan
  siksa neraka-Mu
  Maka berilah ampunan kepada ku
  Ampunkanlah dosaku
  Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar

Palembang, 30 September 2013

Sabtu, 05 Oktober 2013

Cara Mengecilkan Perut Buncit

Aduh, perut saya BUNCIT, malu kalo pake baju jadi keliatan buncitnys.
JERAWAT saya banyak, jadi gak pede kalo jalan-jalan dan ketemu orang.
Aduh, berat badan saya kok nambah terus ya? Gimana ya caranya nnurunin BERAT BADAN yang berlebihan. Takut obesitas nih...

punya masalah-masalah di atas? UDAH GAK JAMAN. Pengen cantik? Pake MELIA BIYANG.
tinggal semprot di tempat yang bermasalah. BERMINAT? HUBUNGI saya di facebook. Inbox yaa...



Kamis, 06 Juni 2013

Sajak Mahasiswa

Sajak Mahasiswa|Palembang, 6 Juni 2013
: kepada para penyusun mozaik akhir...

Hari ini, aku mahasiswa
Besok, aku masih mahasiswa
Lusa, barangkali masih mahasiswa

tapi, belum tentu minggu depan aku masih mahasiswa
sebab rasa tak pantas menyandang gelar 'mahasiswa'...
dan mungkin sebab lama tak ingin aku berlama-lama

sejak dulu, aku memang siswa
dan tak pernah tahu akan menjadi 'maha'siswa
di kampungku, mahasiswa itu 'sah dicari
sebab ia memang tiada...

katanya, menjadi mahasiswa itu mudah
sebab api tak pandai tanpa bakar
tapi, mengapa aku bertanya
saat ia sedang menjadi sulit?

katanya, menjadi 'maha'siswa 'sah susah hati
sebab air tak cerdas tanpa alir
tapi, mengapa aku hanyut saat ia sedang melenakan?

di sana, mahasiswa itu 'mahasiswa'
bukan 'maha'siswa
sebab asap sudah mulai hilang kawan tanpa air, tanpa api
dan barangkali ia sudah kecewa pada bakar

wah masih mahasiswa...
jangan-jangan, buat ibu kecewa?
wah, sah saja susah jadi mahasiswa

Pundakmu, tempat semua harap!

Sebab, Ada Puisi di Keningmu

          Ini malam yang tak jauh berbeda dengan malam-malam biasanya. Langit masih pekat memayungi bumi dan rumah-rumah tempat orang-orang memejamkan mata. Bintang masih menghiasi langit, meski tak banyak. Bulan pun masih saja menjadi sahabat terbaik malam yang hanya akan berpisah ketika Rabb-nya menghendaki itu. Dan ini masih malam yang sama yang telah memayungi engkau  sejak 32 hari lalu senyummu menjadi kenangan terakhir. Sejak itu, tak putus pula malam-malam itu mengingat engkau sebagai puisi paling indah mahakarya Sang Penyair Agung.
          Engkau dan puisi adalah ciptaan indah tanpa nama atau gelar. Engkau adalah puisi, dan puisi itu selalu engkau. Kini puisi itu benar-benar menyatu bersamamu. Ia bersemayam jauh di dalam lemari ingatan paling puncak. Sebab ia selalu kuletakkan di posisi paling atas agar mudah kutarik lembaran-lembaran puisi tentangmu.
Aku jadi mengingat kisah kita tatkala puisi selalu menjadi andalan kita mengikuti moment-moment dan event-event yang tak seberapa. Misalnya memperingati hari ulang tahun HMPSBI, Koin Sastra, atau sekedar mengikuti lomba untuk menambah koleksi piala di sekret himpunan kita. Puisi (baca: musikalisasi) andalan kita saat itu adalah Laut dan Langit-nya Anwar Putra Bayu. Aku selalu menjadi pengisi suara dua yang mengiringi engkau berpuisi. Saat itu, yang aku tau hanyalah engkau begitu hebat membacakan puisi itu dengan meniupkan jiwa di dalamnya. Selalu aku lirih: aku ingin sekali mampu membaca puisi sepertimu. Berkali-kali kita bawakan puisi itu untuk sekedar membuktikan bahwa kita memang orang-orang seni dan mencintai sastra.
          Di sela-sela larik yang dilagukan selalu ada jeda yang kau isi dengan membaca puisi. Hingga rangkaian itu menjadi indah bersama musik dan syair. Setiap kali menyanyikan itu, aku selalu bangga. Sebab tak ada kami tanpamu, dan kita menjadi bagian yang saling melengkapi.
          Kini, jeda itu kosong. Sebab engkau telah menjadi puisi yang kutulis dan kubawakan pada malam-malam hening penuh pinta. Tapi bagian itu menjadi tidak lengkap, sebab engkau membawa pergi kepingannya. Sementara kami, belum mampu mengisi jeda itu dengan yang lain. Jadi, bukan salah siapa-siapa jika yang tersisa hanya syair dan musik. Dan bagian itu masih saja kosong, dan mungkin ia menjadi tiada.
          Aku baru saja membuka rekaman video kita saat sedang latihan musikalisasi puisi di rumah kita. Engkau selalu dengan gayamu yang khas: Memenuhi sajak dengan ruh yang kautiupkan di dalamnya. Dalam memori itu, Kuda Putih-nya Afnaldi Saiful, dan lagi Laut dan Langit-nya Anwar Putra Bayu yang menemani kita. Aku benar-benar merindukan puisi. Entah sejak bila. Mungkin sejak sajak itu engkau bawa bersamamu. Sejak sajak itu terbang tertiup angin dan menyisakan bau kenangan yang mendalam.

                        Sebab engkau dan puisi, adalah satu...
Sebab Ada Puisi di Keningmu...


Palembang, 6 Juni 2013
Pk. 02.02

Sabtu, 11 Mei 2013

CATATAN UNTUK SAHABAT



Perjalanan kita belum usai, kawan. Tapi engkau yang kucintai karena Allah telah pergi menyelesaikan segala bentuk amanah kehidupan dan meniti jalan yang pasti. Sampai aku menuliskan ini, lukaku belum kering benar, sahabatku. Biarlah Allah  yang mengeringkan luka di hati ini untuk menerima kenyataan: engkau tak lagi bersama kami untuk menyelesaikan semua janji-janji yang pernah kita rajut bersama. Allahuyarham IJA.
Awal jumpa, mataku hanya tunduk pada satu pandangan akan seseorang yang indah. Indah akhlak dan pekertinya. Indah wajahnya. Indah perangainya. Indah tutur katanya. Indah segala lakunya. Hingga yang aku tau saat itu: Indah itu engkau. Tak ingin mata ini berpaling dari segala sesuatu yang engkau lakukan. Hingga akhirnya hidayah itu Allah sampaikan kepadaku melalui engkau.
Dalam perkenalan itu, engkau sebut lembut namamu bangga. Nama yang indah pula yang ayah-bundamu berikan padamu. “Nama saya Ikhtiar Jannati Arini”. Begitu ucapmu seraya mengembangkan senyummu yang khas. Ya! Ikhtiar Jannati Arini. Seseorang yang senantiasa muda yang berusaha masuk surga, begitu artinya.
Sepanjang perkenalan, engkau selalu memberi warna dalam hidupku. Pelangi yang takkan pernah sama warnanya setiap saat. Namun, anehnya warna itu tak pernah pudar. Selalu cerah, semakin cerah dan ceria. Begitu banyak yang engkau berikan kepadaku. Begitu banyak cita-cita besar yang kita gagas bersama dan kita bincangkan bersama-sama. Engkau mengajarkan kepadaku bagaimana caranya untuk memperhitungkan segala sesuatu dengan baik, bagaimana cara engkau merencanakan hidupmu dengan baik, dan bagaimana cara engkau meraih semua itu dengan semangat gigih dan suka cita.
Suatu ketika di semester dua perkuliahan, engkau menceritakan kepadaku apa yang hendak engkau lakukan setelah menyelesaikan studi di sini. “Vin, abes kuliah kau nak ngapoi? Kalu aku, caknyo nak langsung S2 di UGM. Terus aku jadi dosen. Lanjut lagi kuliah S3 sampai aku selesai jadi profesor. Kagek, tahun 2030 aku nak jadi rektor Unsri, gantike Bu Badia. :D” Engkau begitu hebat memikirkan masa depanmu dengan rencana-rencana yang barangkali tidak aku pikirkan sebelumnya. Senyummu mengembang walau itu hanya engkau tunjukkan melalui ikon di pesan singkat. Sedangkan aku, hanya menjawab sederhana. “Sederhana, Rin. Aku nak balek ke kampung halaman aku di daerah Kepulauan Riau. Aku nak jadi guru di sano. Di sano tu mase butuh nian wong cak aku. Mun nak majuke daerah wong, la maju galo. Sedangkan daerah aku dak maju-maju.” Kujawab pula dengan senyum di pesan singkat itu. Lantas engkau  membalas pesanku dengan kalimat  yang membakar semangatku dan membangkitkan rasa haru dalam hatiku. “Subhanallah. Bagus, Vin. Indonesia butuh pengajar seperti anti. ;)” Dalamnya kesan yang kautinggalkan dengan kalimat itu.
Ririn. Begitu aku memanggilmu seiring dengan perjalanan waktu yang mengikat persaudaraan kita karena Allah. Begitu banyak hal yang kita lalui bersama. Banyak hal yang kau tinggalkan untuk kami, sahabat Basindo ’10. Begitu pula dengan keluarga besar HMPSBI Periode 2011/2012. Selama satu periode kepengurusan engkau bersedia mengemban amanah menjadi Kepala Dinas Pendidikan HMPSBI. Saat itu engkau menyebutkan betapa bangganya engkau dengan sebutan Kadin Pendidikan yang kami tujukan kepadamu. Memang tidak banyak sepertinya yang kita lakukan pada masa mengemban amanah itu. Tetapi, pada saat itu kita memiliki program besar yang harus kita adakan setiap tahunnya: Bulan Bahasa Tahun 2012.
Pada awal kita merencanakan kegiatan itu, engkau mengajukan diri untuk menjadi ketua pelaksana Bulan Bahasa Tahun 2012. Tak dapat aku ceritakan bagaimana perjuanganmu untuk mewujudkan acara itu agar terlaksana dengan baik. Tak dapat pula aku ceritakan banyaknya hal yang kita kerjakan hanya dengan beberapa orang saja. Sementara itu, aku pun tak dapat menyebutkan bagaimana ketika engkau sedang sendirian mengerjakan proyek besar itu tanpa aku dan beberapa orang itu. Setelahnya, engkau terluka. Mungkin karena lelah. Mungkin juga karena merasa sendirian. Mungkin pula merasa sedih dengan kondisi beberapa orang itu. Engkau menelepon ku sambil berurai air mata. Sakit rasa hatiku mendengar engkau menangis di ujung telepon sana. Sedang aku hanya mampu menghibur dukamu: mengusir awan mendung yang menggelayuti hatimu, dan menggantinya dengan pelangi yang membuat engkau tersenyum. Setelah itu engkau berucap melalui pesan singkat, “makasih ya, Vin. :)” Betapa senyum itu telah mengobati perih hatiku karena kesedihanmu. Terima kasih telah mencari bahuku untukmu bersandar saat ada duka mengusik hatimu.
Semua amanah itu engkau selesaikan dengan baik. Bahkan kini baru aku sadari: ketika aku sibuk dengan oramawa FKIP, engkau sibuk mengurusi rumah kita. Engkaulah penghuni rumah paling setia. Bahkan tidak ada satu agenda himpunan pun tanpa kehadiranmu di sana. Masih ingat betul dalam pikiranku, engkau menghadiri agenda PKMPS 2011. Engkau merelakan diri membeli makan siang peserta bersama seorang teman kita. Saat hendak kembali ke lokasi acara, hujan mengguyur kalian berdua. Engkau bahkan tidak memilih pulang karena bajumu telah basah kuyup dan engkau tampak kedinginan. Engkau justru ingin mengikuti acara itu hingga selesai hanya untuk menjalin silaturahim bersama adik-adik kita yang baru. Hingga pakaian yang basah itu akhirnya setengah kering di badanmu setelah acara selesai.
Itulah engkau. Sahabat yang selalu menyenangkan orang lain. Menebar senyum kepada orang yang bersedih. Membagi kegembiraan bersama orang-orang yang susah hatinya. Membagi semangat kepada orang yang hampir putus usahanya. Hingga kami percaya, engkaulah teladan yang kami cari di kelas. Tetapi kini, engkau telah pergi meninggalkan kami. Tepat pada tanggal 04 Mei 2013 ba’da maghrib, engkau menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirmu. Pesan duka itu datang tanpa permisi. Menghancurkan hati dan jiwaku karena kehilangan sahabat yang begitu aku segani dia. Sahabat yang senantiasa mengeluarkan kalimat solusi dari tuturnya. Sahabat yang selama ini menjadi satu-satunya orang yang bertahan dengan bermacam jenis tingkah teman di kelasnya dan berusaha menyatukan kami. Sahabat yang begitu kami cintai dan kami nanti kehadirannya dalam mimpi sekalipun. Akhir: Kututup catatan ini dengan Senandung Ukuwah-yang barangkali tidak cukup mewakili persaudaraan kita selama ini.
Di awal kita bersua
Mencoba untuk saling memahami
Keping-keping di hati
Terajut dengan indah
Rasakan persaudaraan kita

Dan masa pun silih berganti
Ukuwah dan amanah tertunaikan
Berpeluh suka dan duka
Kita jalani semua
Semata-mata harapkan ridho-Nya

Sahabat, tibalah masanya
Bersua pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisah
Jadikan robithah pengikatnya
Jadikan doa ekspresi rindu
Semoga, kita bersua disurga...

Al-Faatihah untukmu. Allahumaghfirlaha, warhamha, wa ‘afiha, wa’fuanha. Wa akrim nuzulaha, wawasi’ madkhalaha, wagsilha bil ma’in watstsaljin walbarad.
Selamat jalan, sahabatku. Selamat jalan, saudaraku. Semoga Allah segerakan Jannah-Nya bagimu. Sungguh, kami mencintaimu karena Allah. Allahuyarham Ikhtiar Jannati Arini.

Inderalaya, 8 Mei 2013

Sabtu, 21 April 2012

Model-Model Pembelajaran (1)


1.      EXAMPLES NON EXAMPLES
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD
Langkah-langkah :
a.      Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b.      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
c.       Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
d.      Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
e.      Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f.        Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
g.      Kesimpulan

2.      PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
a.       Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.      Menyajikan materi sebagai pengantar
c.       Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
d.      Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e.       Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f.       Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g.      Kesimpulan/rangkuman



3.      NUMBERED HEADS TOGETHER
(KEPALA BERNOMOR)
(SPENCER KAGAN, 1992)

Langkah-langkah :
a.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
b.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c.       Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
d.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
e.      Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f.        Kesimpulan

4.      COOPERATIVE SCRIPT
(DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
a.      Guru membagi siswa untuk berpasangan
b.      Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
c.       Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.      Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
            Sementara pendengar :
         Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
         Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
e.      Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
f.        Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
g.      Penutup

5.      KEPALA BERNOMOR STRUKTUR
(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)

Langkah-langkah :
a.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
b.      Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai
            Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
c.       Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
d.      Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
e.      Kesimpulan

6.      STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI
 (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
a.      Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b.      Guru menyajikan pelajaran
c.       Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.      Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
e.      Memberi evaluasi
f.        Kesimpulan

7.      JIGSAW (MODEL TIM AHLI)
(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
a.      Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
b.      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c.       Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d.      Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e.      Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
f.        Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g.      Guru memberi evaluasi
h.      Penutup

8.      PROBLEM BASED INTRODUCTUON (PBI)
(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)
 Langkah-langkah :
a.      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b.      Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c.       Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d.      Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
e.      Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

9.      ARTIKULASI
Langkah-langkah :
a.      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b.      Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c.       Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
d.      Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
e.      Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
f.        Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
g.      Kesimpulan/penutup

10.  MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
a.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  1. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
  2. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
  3. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
  4. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  5. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

Senin, 16 April 2012

Buah Perjalanan (Jumadil Awal, 1433 H; karya Eka Novirna)


Sudah tiga musim teratai mekar
Bumi masih saja luas tak terbatas
Seluas mata memandang
Sedamai hati antara biru dan hijaunya bumi
Sudah tiga kali
Musim datang dan pergi
Namun ilalang
Tak pernah berhenti bernyanyi
Tak pernah lelah menari
Ke mana angin membawanya