Konsep jigsaw merupakan konsep
pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dengan kooperatif karena konsep jigsaw mengacu ke
dalam rumpun belajar interaksi sosial. Teori ini lebih menekankan aktivitas
individu dalam kelompok. Selain belajar dalam kelompok, siswa juga dapat
belajar secara individu. Guru memanfaatkan model pembelajaran ini agar siswa
dapat mengoreksi pekerjaan temannya dalam kelompok masing-masing. Jadi, dengan
penerapan konsep jigsaw yang mengacu pada model pembelajaran kooperatif siswa
dapat bersosialisasi dengan temannya.
Model pembelajaran jigsaw
memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa. Tahap
pertama: pelaksanaan tes awal. Sebelum pelajaran dimulai, pada tahap ini guru harus
mengkondisikan siswa terlebih dahulu untuk siap menerima pelajaran. Sebagai
kegiatan awal, guru menjelaskan tujuan dan proses yang akan ditempuh dalam
pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Setelah guru bertanya mengenai seluk beluk
paragraf, guru memberikan soal pretes kepada siswa sebanyak lima soal uraian
dan lima soal pilihan ganda.
Selanjutnya
guru memasuki tahap penyampaian kegiatan siswa. Pada tahap ini guru
menyampaikan kegiatan yang harus dilakukan siswa, baik secara kelompok maupun
individu. Setiap siswa dalam kelompok masing-masing menelaah materi yang
berbeda untuk kemudian disampaikan kepada kelompoknya. Materi yang harus
disampaikan meliputi pengertian paragraf argumentasi, fungsi paragraf
argumentasi, unsur paragraf argumentasi, syarat-syarat paragraf, contoh paragraf argumentasi, serta contoh
karangan argumentasi.
Setelah
selesai menyampaikan kegiatan belajar dengan model pembelajaran jigsaw, tahap
selanjutnya adalah diskusi kelompok asal. Pada tahap ini setiap siswa dibagi ke
dalam lima kelompok. Dalam satu kelompok jumlah terdapat 6 siswa yang sudah
dibagi berdasarkan tingkat prestasi akademik dan jenis kelamin. Setiap siswa
diminta memahami salah satu soal sesuai dengan kemampuannya.
Tahap keempat: diskusi
kelompok ahli. Pada tahap ini guru meminta siswa yang mendapatkan materi yang
sama bergabung membentuk kelompok baru. Kelompok baru yang dibentuk berdasarkan
jenis materi yang dibahas disebut kelompok ahli. Dalam kelompok ahli ini semua
siswa membahas soal dan materi yang sama. Dalam kegiatan diskusi kelompok ahli ini
setiap anggota kelompok mengutarakan pendapat masing-masing terhadap materi
yang dibahas. Peran guru hanya mendampingi dan memantau setiap kelompok untuk
aktif berdiskusi. Setiap anggota kelompok mencatat materi yang telah mereka
pelajari dan yang diutarakan oleh anggota lain dalam satu kelompok.
Tahap kelima: laporan
kelompok. Setiap siswa yang telah berdiskusi dengan kelompok ahli kembali ke
kelompok asal untuk menjelaskan hasil diskusinya kepada anggota kelompoknya.
Pada kegiatan ini setiap siswa dalam satu kelompok bergantian menyampaikan
hasil diskusinya kepada teman lain dalam kelompoknya tentang tugas yang mereka
kuasai secara bergilir. Tujuan akhir dari diskusi kelompok asal adalah setiap
siswa dalam kelompok dapat memahami dan mengetahui pengertian paragraf
argumentasi, fungsi paragraf argumentasi, unsur paragraf argumentasi, syarat-syarat
paragraf, contoh paragraf argumentasi,
serta contoh karangan argumentasi.
Tahap keenam: presentasi hasil
diskusi di depan kelas. Setelah seluruh siswa selesai melaporkan, guru menunjuk
salah satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya, kelompok lain menanggapi dan
guru mengklarifikasi jawaban yang kurang sempurna. Kegiatan ini juga berfungsi
untuk menyamakan persepsi dan pengetahuan siswa tentang paragraf argumentasi
sehingga ketika ada siswa yang sedang menyampaikan hasil diskusi siswa lain
boleh bertanya atau memberikan tanggapan terhadap presentasi yang dilakukannya.
Tahap ketujuh yaitu tahap
simpulan. Pada tahap ini terlebih dahulu guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan atas materi yang telah mereka pelajari dengan menggunakan model
pembelajaran jigsaw. Dalam hal ini, materi yang disimpulkan adalah materi
tentang paragraf argumentasi. Setelah guru menunjuk beberapa siswa untuk
membuat kesimpulan—yang dilakukan sekurang-kurangnya 2 orang siswa—selanjutnya
guru menyempurnakan kesimpulan yang dibuat oleh beberapa siswa yang mewakili
kelasnya.
Tahap kedelapan:
penilaian/pengukuran kemampuan siswa. Pada tahap ini guru melakukan pengukuran
(postes) secara individual. Soal yang diberikan meliputi materi yang telah
dibahas setiap siswa dalam kelompoknya. Bentuk soal berupa soal uraian yang
berjumlah 6 soal. Hasil tes digunakan untuk mengetahui nilai perkembangan
individu yang digabungkan dengan nilai individu lain dalam satu kelompok
sebagai nilai kelompok. Penilaian juga dilakukan dari hasil karangan yang
dibuat oleh siswa. Kelompok terbaik akan diberikan penghargaan, yaitu dengan
cara memuat karangan yang dibuat pada majalah sekolah atau majalah dinding
sekolah.
Menilik kembali penjabaran
beberapa paragraf di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep jigsaw tidak dapat
dipisahkan dari model pembelajaran kooperatif.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini selain siswa dapat
belajar secara kelompok, siswa juga dapat belajar secara individu. Tetapi
tujuan utama dari model pembelajaran ini adalah siswa dapat belajar dalam
rumpun interaksi sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar