Halaman

Powered By Blogger

Kamis, 26 Juni 2014

Cinta 3 Lakon


I
Dalam bisik semilir angin
Kudengar ia membawakan nama Tuhan
yang tak putus ia nyanyikan dalam senandung zikir
: laa ilaaha ilallaah
  laa ilaaha ilallaah
  laa ilaaha ilallaah
  Allahu Akbar!!!

Lalu kusaksikan rumput-rumput menari
Mengikuti syahdunya tahlil angin
Ia mengerti tentang syukur
dan sujudnya semakin dalam
pada setiap zikir alam

Kini, kudengarkan riuh ombak berkejaran
Menyahuti tahlil angin yang lalu di atasnya
Membelai setiap gelombang
yang tak pernah acuh pada setiap titah tuhannya

II
Bersama hujan yang menyeruak bau tanah
dan malam
telah Ia bubuhkan sayap pada rayap
yang menetap di kayu-kayu tua dan lapuk
Kemudian sayap itu merengkuh udara
Naik turun bermain bersama cahaya
Lalu ia berzikir dalam setiap kepak yang menari
: Laa haula walaa quwwata illa billaah
  'Tiada daya dan tiada upaya kecuali dengan Allah’

Zikirnya zikir semalam
: yang terbang bersama kerinduan sejuta cahaya
  dan berkecipak dalam kenikmatan pertemuan
  dia dan Rabb-nya

III
Seperti bulan yang selalu memantaskan diri untuk malam
dan embun yang selalu setia menjamu pagi
Aku ingin terus mandi dan hanyut
Mengalir bersama kasih Allah
Sampai bertemu muara
yang tak putus membentang keabadian
Agar dapat kusinggahi muara cinta
yang berserakan mutiara dan marjan di dalamnya

Seperti seroja yang membentangkan kesucian
pada air yang menghujaninya
Aku ingin terus berlayar
Mengarungi samudra ridho Rabb-ku
Membersamai perjalanan panjang para syahid
dan mengiringi peluh-peluh yang menganak-anak
para ibu
yang telah Allah janjikan mereka tetap hidup di sisi-Nya

Aku ingin terus tenggelam
dalam palung keanggunan ketika mengingat Rabb-ku
seperti Abu Nawas yang tenggelam dalam syairnya
: Oh Tuhanku, aku tidak layak untuk surga-Mu
  Tetapi aku tidak pula sanggup menahan
  siksa neraka-Mu
  Maka berilah ampunan kepada ku
  Ampunkanlah dosaku
  Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar

Palembang, 30 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar