Sabar merupakan hal yang biasa bagi seorang pengarung kehidupan. Sabar merupakan langkah kita untuk melalui ujian Allah. Sabar adalah perkara yang mungkin bagi sebagian orang mudah. Namun banyak juga orang yang terjatuh ke dalam lubang kehinaan karena ketidaksabaran mereka dalam menghadapi segala hal. Namun mengapa Allah menghubungkan kesabaran dengan shalat?
Seperti yang kita ketahui, bahwa kesabaran seseorang terkadang naik turun. Tergantung dari emosi orang itu sendiri. Kesabaran seseorang terkadang tidak stabil dan tidak bisa diukur. Maka dari itu, apa yang seharusnya kita jadikan sebagai pedoman dalam kesabaran?
Ya, tentu saja pedoman dan alat ukur kesabaran seseorang itu shalat. Mengapa? Karena dengan shalat, maka orang itu akan menjadi lebih baik dan lapang hatinya. Dengan shalat, kita bisa membersihkan jiwa kita,
“bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q.S. al-Ankabuut: 45)
Jika shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, maka pastilah shalat itu sangat berpengaruh bagi kesabaran hati seorang manusia. Ya, dengan shalat, maka kesabaran insya Allah akan dapat kita raih dan kelola dengan mudah. Kita tidak akan mudah terbawa emosi karena hilangnya kesabaran.
Bayangkanlah! Jika ada sebuah pintu tetapi tidak ada kuncinya, maka pintu itu akan mudah didobrak. Begitu pula sabar dan shalat. Jika kita sudah ‘mengaku’ sabar, tetapi pada dasarnya anda melalaikan shalat, maka yakinlah bahwa kesabaran anda itu hanya akan bersifat sementara. Sabar tidak akan sempurna tanpa shalat, kesabaran tidak akan kuat jika tanpa shalat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar