Hari ini teduh. Mengingatkan aku akan suatu hal yang juga teduh. Sama teduhnya dengan hari ini. Lebih teduh lagi dan lebih sejuk daripada hari ini. Hal yang tak mungkin bisa ku tatap setiap hari. Seperti hari ini. Hari seteduh ini mungkin masih bisa ku lihat beberapa hari lagi. Tetapi untuk yang satu ini, aku tak bisa. Hal yang teduh dan sejuk itu, wajah ibuku, yang hanya dapat ku tatap jika aku berada di sana. Di sampingnya. Yang belum tentu setahun aku bisa melihatnya. Yang belum tentu sebentar lagi aku dapat merasakannya.
Aku merindukannya. Aku hanya ingin pulang di kesempatan ini. Mumpung masih ada kelapangan waktu dan jiwa. Selagi masih ada daya untuk bertemu ibuku. Aku jauh, jauh di rantau orang. Aku hanya ingin pulang. Bertemu ibuku. Aku hanya ingin menatap teduhnya wajah orang yang senantiasa melantunkan doa untukku. Teduhnya jiwa orang yang senantiasa menitikkan bulir-bulir bening di keheningan malam hanya untuk menantikan perjuanganku. Aku ingin menatap wajahnya ketika Ia sedang lelap tertidur, saat Ia sedang lahap makan. Aku ingin menatapnya setiap fajar mulai menyapa, dengan semua yang selalu Ia lakukan. Hanya untuk diriku.
Wahai Dzat Yang Maha Tahu, sedalam mungkin ku dustai perasaanku untuk menenggelamkan duka kerinduan. Tapi sungguh, hanya Engkau Yang Maha Tahu. Aku sangat merindukan Ibuku. Berikan aku kesabaran untuk menantikan masa yang akan indah pada waktunya. Berikan aku ketegaran seperti tegarnya Ibuku ketika Luka sedang merambah hatinya. Berikan aku keikhlasan seperti ikhlasnya Ibuku ketika melepaskan aku di titian ini.
Beruntunglah orang-orang yang senantiasa dapat merasakan sejuknya menatap wajah Bunda setiap hari. Beruntunglah orang-orang yang tinggal tak jauh dari Bundanya. Beruntunglah orang-orang yang bisa seminggu sekali, sebulan sekali, tiga bulan sekali, enam bulan sekali menatap dan merasakan sejuknya menatap wajah Bunda. Aku pun inginkan itu! Ingin seperti itu!
Duhai Bunda yang teduh jiwanya, dengarkan ananda. Ananda sayangkan Bunda, selalu sayangkan Bunda! Ananda pintakan selalu, Bunda selalu sabar menanti ananda. Kelak kita kan bertemu. Tapi tak dalam waktu dekat ini. Ananda pohonkan selalu, semoga Bunda tak pernah lepas dari Rahmat dan Kasih Sayang-Nya...
Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar