Halaman

Powered By Blogger

Selasa, 24 Januari 2012

Mari Berpikir


mungkin tulisan ini bukan tulisan yang bagus, tetapi aku akan tetap menulis...


            Ehmm, aku ingin mencoba berbagi. Tidak bermaksud untuk membicarakan apa yang menurut orang tidak harus dibicarakan karena sebagian ada yang menganggap sepele hal ini. Tapi, untuk semua ini sudah cukup lama aku merenung, memikirkan masa lalu dan saat ini yang keadaannya tidak pernah berubah. Jauh sebelum aku berada di puncak kegelisahan saat ini. Jauh sebelum aku mengenal orang-orang istimewa seperti kalian. Allah selalu Mengujiku dengan jenis pendewasaan diri yang sama. Tetapi perbedaannya, kini aku merasa lebih dekat dengan Allah melalui ujian itu. Mungkin aku sudah lulus, tetapi Allah masih ingin melihat aku bersabar atas semua kehendakNya. Atau mungkin, aku belum lulus sehingga Allah masih ingin melihat aku berusaha bersabar dalam penantian petunjukNya.
            Ketika aku menulis ini, aku sedang berbicara pada seseorang di dalam diriku. Entah, siapa dia!! “Semua orang memiliki masa lalu. Masa lalu yang tidak selalu buruk, bahkan kadang cenderung lebih membahagiakan dari pada saat ini. Tetapi mengapa masa lalu yang dirasa buruk harus kita ingat-ingat lagi sebagai sesuatu untuk disesali dan ditangisi? Memikirkan masa lalu yang baik, mungkin tidak terlalu buruk. Tetapi, jika sebaliknya? Merenungi masa lalu yang terdapat kegagalan dan nestapa di dalamnya, sama saja membunuh harapan dan semangat saat ini. Jangan lakukan hal itu, tindakan bodoh yang tidak sepantasnya dilakukan oleh hamba Allah.  Mengapa tidak mencoba memafkan diri sendiri? Rasanya itu lebih baik dari pada harus menyesali apa yang sudah pernah terjadi dalam hidupmu. Bahkan Dr. ‘Aidh Al Qarni mengatakan, “Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.”
            Jangan mau hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Masa lalu itu adalah mimpi (Baca: kenyataan)  yang sudah berlalu. Kita tidak mungkin mengubah bubur menjadi nasi, menarik air sungai ke hulu dan mengembalikan air mata ke kelopak mata. Tidak ada hal yang mungkin mundur dari waktu yang sudah ada. Bahkan jarum jam pun tidak mungkin membalikkan arah putarnya. Air bergerak maju, angin berhembus maju bahkan kita sendiri pun berjalan maju. Jadi jangan pernah melawan sunnah kehidupan!
            Mari kita belajar pada mereka yang berpikir. Mereka juga memiliki masa lalu, mungkin lebih buruk dari pada kita. Tetapi mereka tidak ingin berlama-lama hanyut memikirkan masa lalu  itu. Mereka sadar hal itu hanya akan membuang waktu mereka yang masih bisa dimanfaatkan untuk hal-hal positif lainnya. Mereka melipat rapi lembaran masa lalu itu, kemudian menyimpannya dalam lemari penglupaan yang gelap dan dalam sekali, sehingga tidak ada kesempatan bagi mereka untuk menggali kembali apa  yang sudah seharusnya dilupakan. Mereka sanggup menjalani hidup, bahkan terlihat lebih baik dari pada sebelumnya. Mengapa kita tidak mencoba seperti mereka? Menjadikan masa lalu sebagai cermin agar tidak melakukan kesalahan atau kegagalan yang sama. Orang yang sukses adalah orang yang tidak jatuh dalam lubang yang sama."


Palembang, Rabiul Awal full Barokah
Insyaallah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar